Mengurai Kalimat Kompleks
By rise erwin on Friday, April 20, 2012
Bismillah.....
Baru nyadar ternyata sayah (lg nyunda niiihhh) punya blog... Bedhuuuul geus sabaraha bulan yeuh blog teu ka urus???
Ngeri, nonton berita tentang geng motor saat ini. Lucu, memperhatikan konflik PSSI yang gak kunjung usai. Miris, mengikuti perkembangan pemerinatah ini. Belum lagi bencana alam, Ya Allah ampuni kami.
Sayah (sekali lagi, lg nyunda neh) cuma mahasiswa smester 6 jur Teknik Informatika ja tergelitik untuk ikut ngbacot mengomentari masalah yang ada di negeri ini, apa lagi anak Hukum, Filsafat dan temen2 segengnya pasti udah rame mendiskusikan ini dari dulu2.
Zaman Thales, filusuf besar yang hidup sekitar 5 abad sebelum masehi ada faham Reduksionisme, yaitu pemikiran yang menganggap segala sesuatu dapat dipahami dengan cara mengurai komponen penyusunnya atau bahwa proses-proses yang kompleks dan bersekala besar dapat difahami Dalam istilah-istilah yang lebih sederhana.
1. "If there is a will, there is a way". Bagaimana orang yang tidak mengerti bahasa Inggris sama sekali memahami wisdom ini?. Yang perlu dilakuakan adalah mengurai -megartian kata per kata- dan memahami setiap katanya untuk memahami arti dari keseluruhan kalimat. Itupun belum sempurna jika diartikan secara tekstual dan mengabaikan gremetika yang ada.
2. "Mystery the moon, a hole in the sky, a supernatural nightlight, so full but often right". Orang Barat sekalipun mungkin akan mengereyitkan dahi sebelum betul-betul memahami makna yang terkandung pada kalimat ini. "Bohemian Rhapsody" karya musisi bertalenta Freddie Mercury sampai saat ini masih ramai diperbincangkan apa sesungguhnya makna dari liriknya. "Bagai punguk merindukan rembulan" frasa yang terdiri dari empat kata ini pun tidak bisa diartikan secara tekstual atau bahkan setelah menguraikannya sekalipun.
Kalo boleh menganalogikan, masalah yang kita hadapi mungkin termasuk kedalam analogi diatas (No 1), bisa dituntaskan dengan cara menguraikannya sampai ketitik yang paling kecil dan meahaminya sacara partial kemudian secara menyeluruh dan sempurna untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Dan mungkin masalah yang dihadapi seperti analogi No2. Tidak cukup hanya dengan menguraikannya saja tapi memerlukan analisa dan pengalman.
Mari kita renungkan masalah apa yang sedang kita hadapi saat ini, yang dihadapi bangsa ini. Kita takut akan menjadi bangsa yang tidak bisa menyelsaikan masalahnya sendiri dan tidak tahu variabel masalahnya sendiri.
Karena reduksi terkait dengan simplikasi, selalu akan ada resiko untuk menjadi terlalu simplisiti. Oleh sebab itu, perlu sangat berhati-hati dengan apa yang persisnya boleh direduksi.
CMIW
Semoga bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment